BATUK
Batuk adalah suatu cara yang penting bagi tubuh kita untuk membersihkan tenggorokan dan saluran pernafasan kita. Batuk adalah cara alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari dahak agar dapat bernapas dengan lebih lega. Normalnya dengan batuk, Anda akan mendorong keluar bakteri, virus, kotoran, debu juga lendir yang berada dalam saluran pernapasan. Jadi secara alami batuk adalah hal normal dan bisa saja terjadi bukan karena keberadaan penyakit. Tetapi batuk yang berlebihan dapat berarti bahwa kita mempunyai suatu gangguan atau penyakit. Misalnya batuk yang berlangsung dalam jangka waktu lama, yaitu sekitar dua bulan atau lebih pada orang dewasa, dan satu bulan atau lebih pada anak-anak. Penyakit yang mungkin di idap yaitu:
1. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan. Pertusis berupa batuk keras terus-menerus setelah tarikan napas panjang. Gejala awal pertusis mirip dengan flu, yakni pilek, batuk ringan, dan demam. Lama-kelamaan batuk ternyata tak kunjung sembuh. Bila tidak segera ditangani, pertusis bisa berkembang jadi penyakit pneumonia.
2. Kanker paru
Dalam penelitian yang diterbitkan di Jurnal Chest, sekitar 60 persen pasien kanker paru-paru mengalami batuk kronis. Menurut dokter Raja, batuk bahkan sering kali menjadi satu-satunya gejala kanker paru yang muncul. Waspadai kanker paru bila batuk telah berlangsung lebih dari dua minggu dan disertai batuk berdarah, suara serak, lendir berwarna, nyeri menelan, dan nyeri di dada. Kanker paru pun tak hanya perlu diwaspadai oleh perokok, tetapi juga yang tidak merokok.
3. Pneumonia
Batuk yang tak kunjung sembuh juga menjadi salah satu gejala umum dari pneumonia. Batuk biasanya memburuk pada malam hari. Jika batuk tak sembuh setelah 10 hari, sulit berpanas, nyeri dada, demam, lendir batuk berwarna hijau atau kekuningan, lakukanlah pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. Tes darah dan rontgen dada diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit ini atau tidak. Pneumonia umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri pneumococcus.
4. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis. Seseorang yang kekebalan tubuhnya lemah lebih berisiko terkena tuberkulosis. Gejala tuberkulosis antara lain batuk-batuk yang tak kunjung sembuh, nyeri dada, kelelahan, penurunan berat badan, demam, berkeringat di malam hari, bahkan terkadang sampai batuk darah. Tuberkulosis bisa berakibat fatal jika tidak diobati sampai tuntas. Kuman tuberkulosis bisa menyebar ke tulang belakang, persendian, otak, bahkan jantung.
PENYEBAB
Pada dasarnya, menurut NHS batuk adalah mekanisme alami tubuh dalam melindungi diri. Ketika silia dalam saluran pernapasan menemukan keberadaan benda asing yang masuk ke dalam, maka silia ini akan memberi rasa menggelitik yang akhirnya menyebabkan Anda batuk.
Tetapi bila batuk datang terus-menerus, besar kemungkinan benda asing itu sulit untuk dikeluarkan oleh tubuh. Dan akhirnya menyebabkan efek yang lebih serius seperti peradangan. Bila batuk disertai dengan masuknya bakteri atau virus, maka peradanganbisa berkembang karena adanya infeksi yang terjadi. Ini kemudian kita kenal dengan batuk-flu atau radang tenggorokan.
Namun kadang, batuk berkepanjangan juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi. Alergi ini menyebabkan silia pada saluran pernapasan menjadi lebih sensitif dan menimbulkan rasa gatal menggelitik sehingga terus timbul keinginan untuk batuk.
Silia yang sangat sensitif dan kondisi batuk yang terus-menerus ini akhirnya memicu peradangan dengan ditandai menebalnya dinding saluran perna[asan. Ini yang kemudian memicu penderita asma mengalami sesak napas.
Selain karena infeksi virus, bakteri, juga reaksi alergi, penyebab batuk lain bisa jadi akibat iritasi berkepanjangan dari interaksi dinding saluran pernapasan dengan benda asing bersifat korotif. Ini lazim terjadi pada perokok, pekerja pabrik yang dilingkupi polusi udara tinggi, atau mereka yang kerap menghirup asap kendaraan bermotor.
Menurut sumber Health, batuk juga bisa disebabkan oleh efek kenaikan asam lambung (GERD) ke area saluran pernapasan. Tidak ada kaitannya dengan sistem pernapasan, tetapi tentu saja asam lambung mengganggu fungsi dari sistem pernapasan. Efek senyawa asam membuat tenggorokan kering dan terasa menggelitik, inilah yang mendorong seseorang batuk.
Juga mungkin disebabkan oleh penggunaan obat ACE inhibitor dalam jangka panjang untuk menangani hipertensi. Penggunaan obat ini menyebabkan sejumlah saraf pada sistem pernapasan mengalami gangguan sehingga lebih sensitif dan mudah merasa gatal serta batuk. Kadang pasien juga menjadi mudah tersedak karenanya.
Infeksi serius seperti pertusis yang memicu batuk rejan dan pneumonia juga mungkin menyebabkan gejala batuk. Situasi yang terjadi cukup khas, seperti pada batuk rejan Anda bisa mendengar suara melengking pada akhir batuk. Sedangkan pada batuk pneumonia ditemukan lendir kental berwarna kehijauan kuning yang menandakan adanya infeksi serius pada pernapasan.
BATUK BERDAHAK
Batuk kadang disertai dengan produksi lendir berlebih. Kita biasa mengenal batuk semacam ini dengan istilah batuk berdahak. Lendir ini memenuhi saluran pernapasan dan membuat sirkulasi udara masuk-keluar terganggu. Biasanya lendir terbentuk sebagai bentuk proteksi diri terhadap infeksi atau masuknya substansi tertentu yang bekerja mendorong produksi lendir. Namun dalam beberapa kondisi batuk terbentuk hanya karena efek silia pada saluran pernapasan yang terstimulasi kuat. Ini membentuk dorongan batuk yang agresif tanpa adanya produksi lendir berlebihan. Anda akan mengalami batuk kering yang gatal dan menyiksa.
BATUK KERING
Batuk kering biasanya menyebabkan seseorang batuk tidak henti-henti. Bisa menyebabkan efek iritasi dan peradangan dengan lebih cepat. Karena lendir sendiri bisa bekerja melumasi dinding saluran pernapasan, ketika Anda mengalami batuk kering, kontraksi dinding saluran pernapasan tidak dilindungi lendir sehingga rentan iritasi. Kadang pada beberapa orang dinding saluran pernapasan lebih mudah bengkak, jadi lebih mudah pula tersedak dan sesak napas.