Berdasarkan
catatan whois ARIN dan APNIC, protokol Internet (IP) pertama dari Indonesia,
UI-NETLAB (192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni
1988.
Pada
waktu itu di awal tahun 1990-an jaringan Internet di Indonesia lebih dikenal
sebagai paguyuban network. Semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong
sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana
Internet Indonesia hari ini yang terasa lebih komersial dan individual.
Di
Indonesia, internet merupakan media komunikasi yang mulai populer di akhir
tahun 1990. Perkembangan jaringan internet di Indonesia dimulai pada
pertengahan era 1990, namun sejarah perkembangannya dapat diikuti sejak era
1980-an. Pada awal perkembangannya, kehadiran jaringan internet diprakarsai
oleh kelompok akademis/mahasiswa dan ilmuwan yang memiliki hobi dalam
kegiatan-kegiatan seputar teknologi komputer dan radio.
Para
akademis dan ilmuwan tersebut memulai berbagai percobaan di universitas dan
lembaga pemerintah dengan melakukan penelitian yang berhubungan dengan
teknologi telekomunikasi, khususnya komputer beserta jaringannya. Karenanya,
internet hadir sebagai bagian dari proses pendidikan di universitas dan
berfungsi memudahkan pertukaran data dan informasi, yang hadir tidak hanya
dalam lingkungan kampus/lembaganya saja, melainkan antar kampus dan antar negara.
Pada
tahun 1988, pengguna awal Internet di Indonesia memanfaatkan CIX (Inggris)
untuk mengakses internet. CIX menawarkan jasa e-mail dan newsgroup hingga
menawarkan jasa akses HTTP. Saat itu, pengguna Internet memakai modem 1200 bps
dan saluran telepon internasional yang sangat mahal untuk mengakses Internet.
Di
tahun 1989, Compuserve (AS) hadir dan menawarkan jasa yang sama. Beberapa
pengguna Compuserve memakai modem yang dihubungkan dengan Gateway Infonet yang
terletak di Jakarta. Saat itu, biaya akses internet dengan Compuserve terbilang
mahal, walaupun jauh lebih murah dari CIX.
Kehadiran jaringan internet di Indonesia sendiri diawali perkembangan kegiatan amatir radio dengan berdirinya Amatir Radio Club (ARC) ITB pada tahun 1986.
Kehadiran jaringan internet di Indonesia sendiri diawali perkembangan kegiatan amatir radio dengan berdirinya Amatir Radio Club (ARC) ITB pada tahun 1986.
Menggunakan
pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 dan komputer Apple II, belasan
mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) seperti Harya Sudirapratama, J.
Tjandra Pramudito, Suryono Adisoemarta dan Onno W. Purbo dibantu oleh Robby
Soebiakto, pakar diantara para amatir radio, berhasil mengkaitkan jaringan
amatir Bulletin Board System (BBS) -merupakan jaringan e-mail store and
forward- yang berhubungan dengan server BBS amatir radio lainnya di seluruh
dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar. Robby Soebiakto meyakini bahwa
masa depan teknologi jaringan komputer akan berbasis pada protokol TCP/IP.
Karenanya, Ia membuat teknologi radio paket TCP/IP yang diadopsi oleh para
rekannya di BPPT, LAPAN, UI, & ITB dan yang menjadi cikal bakal berdirinya
jaringan internet yang bernama PaguyubanNet di tahun 1992-1994.
Selain
Robby Soebiakto, hadir pula Rahmat M. Samik-Ibrahim yang membangun jaringan
Internet di Universitas Indonesia (UI). Muhammad Ihsan yang membangun jaringan
komputer menggunakan teknologi radio paket band 70cm & 2m yang dikenal
sebagai JASIPAKTA. Selain itu, ada juga Suryono Adisoemarta, Putu, Firman
Siregar, Adi Indrayanto hingga Onno W. Purbo yang juga memiliki peran penting
pada awal pembangunan Internet di Indonesia sejak tahun 1992 hingga 1994. Mereka
telah memberikan kontribusi dan dedikasi berdasarkan keahlian yang mereka
miliki di dunia internet.
Tulisan-tulisan
tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa
artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul "Jaringan komputer biaya
murah menggunakan radio" di akhir tahun 1990 awal 1991. Juga beberapa
artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB di tahun
1989.
Berawal
dari teknologi radio paket 1200bps, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an
memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari
IPTEKNET akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan
yang lainnya khususnya di PaguyubanNet.
September
1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan
penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh
bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet
& IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting
dalam jaringan pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia
yang mengkaitkan 25+ lembaga pendidikan di Indonesia di tahun 1997-1998-an. Di tahun 2006, ada
lebih dari 4000 sekolah di Indonesia yang tersambung ke Internet yang sebagian
besarnya adalah SMK.
1)
Mailing
List Indonesia
Di
tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai
membangun tempat diskusi di Internet, salah satu tempat diskusi Indonesia di
Internet yang pertama berada di indonesians@janus.berkeley.edu.
Berawal
dari mailing list pertama di Janus diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa
Indonesia diluar negeri pemikiran alternatif berserta kesadaran masyarakat
ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah
mailing list legendaris di janus, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing
list Indonesia terutama di host oleh server di ITB & egroups.com. Mailing
list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan
komunitas di Internet Indonesia.
2)
Internet
Service Provider Indonesia
ISP
yang pertama kali di Indonesia ialah Ipteknet http://www.iptek.net.id/
yang beroperasi penuh menjelang awal 1994.
Di
tahun 1994-an mulai beroperasi P.T. IndoInternet http://www.indo.net.id/ atau IndoNet yang
dipimpin secara part-time oleh Sanjaya.
IndoNet
merupakan ISP komersial pertama Indonesia yang pada awalnya memanfaatkan
lisensi dari P.T. Lintas Arta. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui
tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna
Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up
oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekad barangkali.
Lokasi awal
IndoNet berada di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI kebetulan ayah Sanjaya
adalah dosen UI. ISP yang tidak lama menyusul IndoNET ialah RadNet.