Jumat, 12 Januari 2018

BATUK DAN GEJALANYA

BATUK


Batuk adalah suatu cara yang penting bagi tubuh kita untuk membersihkan tenggorokan dan saluran pernafasan kita. Batuk adalah cara alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari dahak agar dapat bernapas dengan lebih lega. Normalnya dengan batuk, Anda akan mendorong keluar bakteri, virus, kotoran, debu juga lendir yang berada dalam saluran pernapasan. Jadi secara alami batuk adalah hal normal dan bisa saja terjadi bukan karena keberadaan penyakit. Tetapi batuk yang berlebihan dapat berarti bahwa kita mempunyai suatu gangguan atau penyakit. Misalnya batuk yang berlangsung dalam jangka waktu lama, yaitu sekitar dua bulan atau lebih pada orang dewasa, dan satu bulan atau lebih pada anak-anak. Penyakit yang mungkin di idap yaitu:
      1.      Pertusis

Pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan. Pertusis berupa batuk keras terus-menerus setelah tarikan napas panjang. Gejala awal pertusis mirip dengan flu, yakni pilek, batuk ringan, dan demam. Lama-kelamaan batuk ternyata tak kunjung sembuh. Bila tidak segera ditangani, pertusis bisa berkembang jadi penyakit pneumonia.
      2.      Kanker paru

Dalam penelitian yang diterbitkan di Jurnal Chest, sekitar 60 persen pasien kanker paru-paru mengalami batuk kronis. Menurut dokter Raja, batuk bahkan sering kali menjadi satu-satunya gejala kanker paru yang muncul. Waspadai kanker paru bila batuk telah berlangsung lebih dari dua minggu dan disertai batuk berdarah, suara serak, lendir berwarna, nyeri menelan, dan nyeri di dada. Kanker paru pun tak hanya perlu diwaspadai oleh perokok, tetapi juga yang tidak merokok.
     3.      Pneumonia

Batuk yang tak kunjung sembuh juga menjadi salah satu gejala umum dari pneumonia. Batuk biasanya memburuk pada malam hari. Jika batuk tak sembuh setelah 10 hari, sulit berpanas, nyeri dada, demam, lendir batuk berwarna hijau atau kekuningan, lakukanlah pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. Tes darah dan rontgen dada diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit ini atau tidak. Pneumonia umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri pneumococcus.
      4.      Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis. Seseorang yang kekebalan tubuhnya lemah lebih berisiko terkena tuberkulosis. Gejala tuberkulosis antara lain batuk-batuk yang tak kunjung sembuh, nyeri dada, kelelahan, penurunan berat badan, demam, berkeringat di malam hari, bahkan terkadang sampai batuk darah. Tuberkulosis bisa berakibat fatal jika tidak diobati sampai tuntas. Kuman tuberkulosis bisa menyebar ke tulang belakang, persendian, otak, bahkan jantung.






PENYEBAB
Pada dasarnya, menurut NHS batuk adalah mekanisme alami tubuh dalam melindungi diri. Ketika silia dalam saluran pernapasan menemukan keberadaan benda asing yang masuk ke dalam, maka silia ini akan memberi rasa menggelitik yang akhirnya menyebabkan Anda batuk.
Tetapi bila batuk datang terus-menerus, besar kemungkinan benda asing itu sulit untuk dikeluarkan oleh tubuh. Dan akhirnya menyebabkan efek yang lebih serius seperti peradangan. Bila batuk disertai dengan masuknya bakteri atau virus, maka peradanganbisa berkembang karena adanya infeksi yang terjadi. Ini kemudian kita kenal dengan batuk-flu atau radang tenggorokan.
Namun kadang, batuk berkepanjangan juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi. Alergi ini menyebabkan silia pada saluran pernapasan menjadi lebih sensitif dan menimbulkan rasa gatal menggelitik sehingga terus timbul keinginan untuk batuk.
Silia yang sangat sensitif dan kondisi batuk yang terus-menerus ini akhirnya memicu peradangan dengan ditandai menebalnya dinding saluran perna[asan. Ini yang kemudian memicu penderita asma mengalami sesak napas.
Selain karena infeksi virus, bakteri, juga reaksi alergi, penyebab batuk lain bisa jadi akibat iritasi berkepanjangan dari interaksi dinding saluran pernapasan dengan benda asing bersifat korotif. Ini lazim terjadi pada perokok, pekerja pabrik yang dilingkupi polusi udara tinggi, atau mereka yang kerap menghirup asap kendaraan bermotor.
Menurut sumber Health, batuk juga bisa disebabkan oleh efek kenaikan asam lambung (GERD) ke area saluran pernapasan. Tidak ada kaitannya dengan sistem pernapasan, tetapi tentu saja asam lambung mengganggu fungsi dari sistem pernapasan. Efek senyawa asam membuat tenggorokan kering dan terasa menggelitik, inilah yang mendorong seseorang batuk.
Juga mungkin disebabkan oleh penggunaan obat ACE inhibitor dalam jangka panjang untuk menangani hipertensi. Penggunaan obat ini menyebabkan sejumlah saraf pada sistem pernapasan mengalami gangguan sehingga lebih sensitif dan mudah merasa gatal serta batuk. Kadang pasien juga menjadi mudah tersedak karenanya.
Infeksi serius seperti pertusis yang memicu batuk rejan dan pneumonia juga mungkin menyebabkan gejala batuk. Situasi yang terjadi cukup khas, seperti pada batuk rejan Anda bisa mendengar suara melengking pada akhir batuk. Sedangkan pada batuk pneumonia ditemukan lendir kental berwarna kehijauan kuning yang menandakan adanya infeksi serius pada pernapasan.






BATUK BERDAHAK
Batuk kadang disertai dengan produksi lendir berlebih. Kita biasa mengenal batuk semacam ini dengan istilah batuk berdahak. Lendir ini memenuhi saluran pernapasan dan membuat sirkulasi udara masuk-keluar terganggu. Biasanya lendir terbentuk sebagai bentuk proteksi diri terhadap infeksi atau masuknya substansi tertentu yang bekerja mendorong produksi lendir. Namun dalam beberapa kondisi batuk terbentuk hanya karena efek silia pada saluran pernapasan yang terstimulasi kuat. Ini membentuk dorongan batuk yang agresif tanpa adanya produksi lendir berlebihan. Anda akan mengalami batuk kering yang gatal dan menyiksa.






BATUK KERING
Batuk kering biasanya menyebabkan seseorang batuk tidak henti-henti. Bisa menyebabkan efek iritasi dan peradangan dengan lebih cepat. Karena lendir sendiri bisa bekerja melumasi dinding saluran pernapasan, ketika Anda mengalami batuk kering, kontraksi dinding saluran pernapasan tidak dilindungi lendir sehingga rentan iritasi. Kadang pada beberapa orang dinding saluran pernapasan lebih mudah bengkak, jadi lebih mudah pula tersedak dan sesak napas.

Kamis, 11 Januari 2018

METABOLISME: Katabolisme

KATABOLISME

Proses penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Proses ini menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh makhluk hidup, sehingga disebut reaksi eksergonik. Contoh proses katabolisme pada makhluk hidup adalah respirasi sel.
Respirasi sel merupakan salah satu bentuk proses katabolisme yang menguraikan senyawa organic kompleks menjadi senyawa-senyawa sederhana. Proses respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibedakan menjadi dua macam yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.
·           Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan respirasi yang memerlukan O2 dari udara. Persamaan reaksi pada proses respirasi aerob sebagai berikut.
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O + ATP
Proses respirasi aerob mengubah energy kimia yang terkandung dalam sari makanan (glukosa) menjadi energy kimia dalam bentuk ATP. Berdasarkan jalur reaksinya, respirasi aerob dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
·           Respirasi Aerob Melalui Jalur Siklus Krebs
Respirasi aerob melalui jalur siklus Krebs memiliki empat tahap, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs, dan sistem transpor elektron.
·           Glikolisis
Glikolisis merupakan prses pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP. Glikolisis terjadi di sitosol. Dalam glikolisis, satu molekul glukosa akan dihasilan 2 asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Secara singkat, persamaan reaksinya sebagai berikut.
Glukosa + 2ADP + 2P + 2NAD  2 Asam Piruvat + 2 ATP + 2NADH
Asam piruvat selanjutnya memasuki tahap dekarboksilasi oksidatif di dalam mitokondria. Perhatikan skema glikolisis!

·           Dekarboksilasi Oksidatif atau Pembentukan Co-A
Pada tahap ini, asam piruvat diubah menjadi asetil Co-A dengan menghasilkan NADH dan melepaskan CO2. Pada organisme eukariotik, dekarboksilasi oksidatif berlangsung dalam matrriks mitokondria. Pada organisme prokariotik, tahap tersebut berlangsung dalam sitosol (cairan sitoplasma sel).
Reaksi dekarboksilasi oksidatif sebagai berikut.
·           Siklus Krebs
Siklus Krebs berfungsi menghasilkan energi dan berbagai senyawa antara yang akan digunakan untuk sintesis senyawa lain. Tahap ini berlangsung di dalam matriks mitikondria. Dari 2 asetil Co-A yang masuk siklus Krebs akan menghasilkan 4 CO2, 2 ATP, 6 NADH, dan 2 FADH2.
·           Sistem Transpor Elektron
Setiap transpor elektron berfungsi mengoksidasi NADH dan FADH2 dari tahap sebelumnya. Tahap ini berlangsung di membran dalam mitokondria. Elektron dan hidrogen dari senyawa yang bergabung dalam NADH dan FADH2 dialirkan melalui senyawa penerima elektron seperti NAD, FAD, koenzimQ, dan sitokrom. Oksigen berfungsi sebagai penerima elektron terakhir pada proses tersebut. Selanjutnya, oksigen bergabung dengan H+ membentuk H2O. Setiap perpindahan elektron yang terjadi, energiyang terlepas digunakan untuk membentuk ATP.
Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron terjadi melalui reaksi fosfolisasi oksidatif. Oksidasi 1 NADH menghasilkan 3 ATP, oksidasi 1 FADH menghasilkan 2 ATP.
Ada perbedaan antara jumlah ATP yang dihasilkan organisme eukariotik dan prokariotik. Pada organisme eukariotik, oksidasi NADH dan FADH2 terjadi dalam membran mitokondria. Namun. NADH hasil glikolisis dibentuk dalam sitosol. Akibatnya, NADH tersebut harus dimasukan ke mitokondria. Pemindahan 2 NADH hasil glikolisis tersebut memerlukan 2 ATP. Dengan demikian, jumlah total ATP yang dihasilkan sebanyak 36.

Organisme prokaritoik tidak memiliki mitokondria sehingga tidak terjadi pengurangan ATP untuk pemindahan NADH ke dalam mitokondria. Jumlah total ATP yang dihasilkan  sebanyak 38.
·           Respirasi Aerob Melalui Jalur Pentosa  
Jalur pentosa fostat mengubah salah satu cara untk mendapatkan energi dari oksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air. Pada jalur pentosa fosfat dihasilokan CO2 dan 2 NADPH2. Selanjutnya, NADPH2 dioksidasi dalam sistem transpor  elektron. Pada jalur tersebut senyawa antara yang terbentuk berupa gula.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-format="fluid" data-ad-layout-key="-fe+6b+2b-jv+sq" data-ad-client="ca-pub-7240172388974873" data-ad-slot="1220020478"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-format="fluid" data-ad-layout-key="-fe+6b+2b-jv+sq" data-ad-client="ca-pub-7240172388974873" data-ad-slot="1220020478"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>
·           Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan oksigen. Respirasi anaerob disebut juga respirasi intramolekul. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam repirasi anaerob sama seperti pada respirasi aerob. Namun, dalam respirasi anaerob eran oksigen digantikan oleh zat lain, misalnya NO3 dan SO4. Energi yang dihasilkan dalam respirasi anaerob jauh lebih sedikit daripada respirasi aerob. Respirasi anaerob hanya bisa dilakukan oleh mikroorganisme tertentu, misalnya bakteri. Respirasi anaerob merupakan reaksi fermentasi.
Fermentasi adalah proses penguraian  karbohidrat menjadi senyawa lain tanpa bantuan oksigen. Fermentasi terdiri atas dua tahap, yaitu glikolisis dan pembentukan NAD+. Pada proses ini asam piruvat hasil glikolisis tidak diubah  menjadi asetil Co-A, tetapi direduksi menjadi senyawa-senyawa lain dengan bantuan NADH.
Perbedaan antara fermentasi dengan respirasi aerob terletak pada organ yang berperan. Fermentasi tiak melibatkan mitokondria, sedangkan respirasi aerob melibatkan mitokondria. Satu molekul glukosa yang difermentasi menghasilkan 2 ATP. Fermentasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu fermentasi asam laktat dan alkohol.
·         Fermentasi Asam Laktat



Fermentasi asam laktat menggunakan bahan baku berupa asam piruvat dari hasil glikolisis menghasilkan asam laktat dan ATP. Proses ini terjadi pada sel-sel otot. Timbunan asam laktat yang berlebihan dapat mengakibatkan otot terasa lelah dan nyeri.
Persamaan reaksi dari fermentasi asam laktat sebagai berikut.

·         Fermentasi Alkohol
       Fermentasi alkohol menggunakan bahan baku berupa asam piruvat dai hasil glikolisis menghasilkan etanol, CO2 dan ATP. Fermentasi alkohol disebut juga peragian alkohol atau alkoholisasi. Fermentasi ini terjadi pada khamir atau yeast ( Saccharomyces sp.).
Persamaan reaksi dari fermentasi alkohol sebagai berikut.


METABOLISME: Anabolisme

ANABOLISME

Anabolisme merupakan proses penyusunan zat dari senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup yaitu tumbuhan. Contoh anabolisme adalah sintesis protein.  Anabolisme memerlukan energi, baik energi cahaya maupun energi kimia. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia disebut kemosintesis.
·           Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata foto dan synthesis. Foto berarti cahaya dan synthesis berarti menggabungkan atau penggabungan. Fotosintesis merupakan proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Proses fotosintesis adalah proses biokimia untuk membentuk zat makanan seperti karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorofil) dan juga beberapa jenis alga dan bakteri yang memiliki kloroplas. Contoh kelompok alga yang berfotosintesis adalah Chrococcus yang merupakan kelompok alga Chyanophyceae (Alga biru). Dan contoh dari bakterinya adalah bakteri sulfur ungu dan sianobakteria. Hasil dari proses fotosintesis adalah molekul glukosa yang disimpan dalam bentuk pati amilum atau tepung. Secara garis besar, reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
6CO2 + 12H2O   +   energi cahaya        C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
·           Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis :
·           Cahaya Matahari
Sumber energi yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah cahaya matahari. Cahaya matahari memiliki berbagai spektrum warna. Setiap spektrum warna memiliki panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang tersebut berkisar 380nm sampai 750nm yang dikenal dengan cahaya tampak. Setiap spektrum warna memiliki pengaruh yang berbeda terhadap proses fotosintesis. Sinar yang efektif dalam proses fotosintesis adalah merah, ungu, biru, dan orange. Sinar hijau tidak efektif dalam proses fotosintesis. Daun yang terlihat hijau oleh mata karena spektrum warna tersebut dipantulkan oleh pigmen fotosintesis. Sinar inframerah dalam proses fotosintesis  berfungsi juga meningkatkan pengaruh suhu lingkungan.
·           Pigmen fotosintesis
Pada sel eukariot, proses fotosintesis terjadi dalam organel yang disebut kloroplas. Di dalam kloroplas terdapat tumpukan membran yang disebut tilakoid. Tilakoid merupakan membran yang memiliki kantung dan pada beberapa bagian tersusun bertumpuk membentuk grana. Bagian matriks dari kloroplas disebut stroma.
Di dalam membran tilakoid terdapat  pigmen klorofil yang digunakan dalam proses fotosintesis.
Terdapat beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a merupakan jenis klorofil yang penting dalam proses fotosintesis. Klorofil ini terdapat pada semua makhluk hidup yang dapat berfotosintesis. Pada tumbuhan, terdapat dua pusat reaksi fotosintesis yang berbeda, yakni fotosistem I dan fotosistem II. Keduanya dibedakan berdasarkan kemampuannya dalam menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Perbedaan kemampuan tersebut disebabkan oleh perbedaan kombinasi antara klorofil a dan klorofil b. Perbedaan kombinasi klorofil a dan klorofil b berpengaruh terhadap panjang gelombang yang diterima oleh klorofil. Fotosistem I dapat menerima cahaya dengan panjang gelombang antara 600-700 nm, sedangkan fotosistem II dapat menerima cahaya dengan panjang gelombang antara 340-680 nm.
·           Mekanisme Fotosintesis
Sekitar abad ke-20, para ilmuwan menyadari bahwa fotosintesis dapat dibedakan menjadi dua proses reaksi yang memerlukan cahaya (reaksi terang) dan reaksi yang tidak memerlukan cahaya (reaksi gelap). Reaksi terang secara langsung berhubungan dengan pigmen dan tilakoid di kloroplas. Reaksi gelap terjadi di stroma dan matriks klorofil.

·           Reaksi Terang

Pada tahap awal fotosintesis adalah reaksi terang yaitu reaksi yang sangat bergantung pada cahaya. Pusat reaksi terang sendiri disebut fotosistem yang terdiri atas kompleks protein, klorofil, dan pigmen lain yang menyerap cahaya. Fotosistem ini terdapat di dalam membran tilakoid. Terdapat dua pusat reaksi pada tumbuhan dan alga, yaitu fotosistem I dan fotosistem II yang bekerja seara teratur.
Setiap fotosistem memiliki kompleks pusat reaksi yang khas seperti penerima elektron primer yang bersebelahan klorofil a. Pusat reaiksi klorofil a pada fotosistem II dikenal sebagai P680 nm karena pigmen ini paling bagus dalam menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nm. Dan pada fotosistem I pusat reaksinya disebut P700, kerena paling efektif menyerap cahaya yang memiliki panjang gelomban 700 nm. Ketika cahaya matahari (foton) mengenai fotosistem II, akan menyebabkan elektronnya tereksitasi (keluar). Elektron yang tereksitasi akan digantikan oleh elektron hasil hidrolisis dari molekul air. Peristiwa pemecahan molekul air pada fotosintesis ini disebut fotolisis.
H2O          2 H+ + ½ O2 + 2e-
2H2O          4 H+ + O2 + 4e-
Pada fotolisis menyediakan elektron dan menghasilkan oksigen (O2) dan pasangan proton bebas (H+) di dalam tilakoid. Elektron yang dihasilkan akan memasuki sistem transfer elektron. Reaksi sistem transfer eletron ini dibedakan menjadi reaksi siklik dan reaksi non siklik.
·           Reaksi Siklik
Elektron yang dilepaskan fotosistem I (terfotoeksitasi) selalu kembali pada fotosistem II, pola pergerakan elektron ini disebut reaksi siklik. Ketika elektron melalui beberapa akseptor elektron, energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP. Dalam proses ini tidak ada NADPH yang dihasilkan dan tidak ada  oksigen yang dilepaskan. Proses pembentukan ATP melalui reaksi siklik disebut juga fotofosforilasi siklik. Reaksi ini dilakukan jika ATP yang dibuat kurang, dan banyak terjadi pada bakteri fotoautotrof.
·           Reaksi Nonsiklik
Elektron yang terfotoeksitasi dari fotosistem II bergerak melalui rangkaian akseptor elektron, seperti plastoquinon (Pq), sitokrom, dan plastosianin (Pc). Pada proses tersebut dilepaskan energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP. Selanjutnya elektron mencapai fotosistem I.
Seperti fotosistem II, fotosistem I merupakan molekul kompleks yang dapat melepaskan elektron yang dipicu oleh cahaya matahari. Elektron yang terlepas dari fotosistem I segera digantikan oleh elektron dari fotosistem II.
Elektron berenergi tinggi yang dilepaskan fotosistem I akan bergerak melalui rangkaian akseptor elektron baru. Pada akhirnya, elektron tersebut digunakan untuk mereduksi NADP menjadi NADPH. Pembentukan ATP dari reaksi nonsiklik ini disebut juga fotofosforilasi nonsiklik.
·           Reaksi Gelap

Reaksi gelap merupakan tahap sebenarnya dalam pembuatan bahan makanan pada fotosintesis. Energi yang telah dihasilkan selama reaksi terang akan digunakan sebagai  bahan baku utama pembentukan karbohidrat proses fiksasi CO2 di stroma.
Tumbuhan mengambil karbon dioksida melalui stomata. Karbon dioksida diikat oleh suatu molekul kimia di dalam stroma bernama ribulosa bifosfat (RuBP). Karbon dioksida akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus karbon dan menjadi bahan utama dalam pembentukan glukosa yang dibantu oleh enzim rubisko.
RuBP yang berikatan dengan karbon dioksida akan menjadi molekul yang tidak stabil sehingga akan membentuk fosfogliserat (PGA) yang mempunyai 3 gugus C (Fiksasi). Energi yang berasal dari ATP dan NADPH akan digunakan oleh PGA menjadi fosfogliseradehid (PGAL) yang mengandung 3 gugus C (reduksi). Dua molekul PGAL ini akan menjadi bahan utama pembentukan glukosa yang merupakan produk utama fotosintesis, sedangkan sisanya akan kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP (regenerasi). Jadi, reaksi gelap terjadi dalam tiga tahap, yakni fiksasi CO2, reduksi, dan regenerasi.
·           Kemosintesis
Kemosintesis merupakan salah satu proses pembentukan zat untuk menghasilkan molekul organik berenergi. Beberapa bakteri diketahui memiliki kemampuan ini. Berbeda dengan fotosintesis yang menggunakan energi matahari untuk menghasilkan ATP dan NADPH, bakteri kemoautotrof menggunakan reaksi kimia anorganik sebagai sumber energi. Mereka dapat mengoksidasi molekul anorganik untuk menghasilkan ATP dan NADPH, kemudian menggunakannya untuk mereduksi CO2 menjadi molekul organik.
Bakteri belerang dari genus Thiobacillus, dapat menggunakan sulfur (belerang) untuk menghasilkan molekul organik. Bakteri ini mengoksidasi H2S (sulfur) menjadi S (sulfat) seperti ditunjukkan pada reaksi berikut.
6CO2 + 12H2S                    C6H2O6 + 6H2O + 12S





Bakteri hidrogen yaitu Hydrogenomonas dapat mengoksidasi H2 (hidrogen) menjadi H2O. Adapun bakteri besi, Ferrobacillus, mampu mengoksidasi ferro (Fe2+) menjadi ferri (Fe3+) untuk menghasilkan molekul organik. Kemosintesis juga terjadi pada bakteri Nitrosomonas yang mengoksidasi amoniak (NH3) menjadi nitrit (NO2-). Kemudian, bakteri Nitrobacter mengoksidasi nitrit (NO2-) menjadi nitrat (NO3-).