Sabtu, 24 Desember 2016

MELENGGANG PERUT MELAYU RIAU



“ TRADISI 7 BULAN DALAM ADAT MELAYU “

Pengenalan

Anak adalah suatu karunia Tuhan yang tidak ternilai bagi setiap pasangan suami istri. Bagi masyarakat Melayu yang rata-ratanya beragama Islam, setiap anak yang dilahirkan memiliki rezekinya masing-masing, oleh sebab itu setiap kelahiran itu harus disyukuri. Dalam aspek kelahiran ini, masyarakat Melayu banyak mengadopsi norma tertentu yang diwariskan secara turun temurun. Ini mencakup tingkat saat mengandung, melahirkan dan setelah lahir. Keyakinan orang Melayu Riau beranggapan bahwa :
      a.       Anak merupakan karunia Tuhan yang harus dihargai dan dijunjung tinggi.
      b.      Anak merupakan pusaka abadi dunia dan akhirat.
      c.       Setiap anak yang lahir membawa tuahnya masing-masing yang menyebabkan kehidupan orang
            tuanya lebih baik.
      d.      Anak merupakan perlindungan masa depan pada saat diperlukan bantuan.
      
Tujuan pelaksanaan upacara kehamilan adalah antara lain :
      1.      Memohon kepada Tuhan agar perempuan yang hamil selamat sentosa, terhindar dari gangguan
            roh-roh halus.
      2.      Mengusir makhluk – makhluk halus yang selalu diakhiri dengan doa
      3.      Menjaga anak yang sedang dikandung agar tumbuh dan berkembang jasmani dan rohaninya
            secara normal
      4.      Agar selamat dan mudah dalam melahirkan dan anak yang dilahirkan menjadi anak yang
            sempurna.

Ada beberapa larangan yang harus diperhatikan oleh wanita hamil, yaitu:
      ·         Tidak boleh duduk di depan pintu jika melakukan maka akan susah melahirkan
      ·         Tidak boleh membunuh binatang baik suami maupun istrinya jika dilakukan maka anak nya akan
            mengalami cacat
      ·         Sang ayah tidak boleh selingkuh jika di lakukan maka anak nya akan bodoh.


Adat Sewaktu Mengandung

1.        Melenggang Perut

Upacara ini biasanya dilakukan pada wanita yang mengandung anak sulung ketika kandungan berusia sekitar tujuh atau delapan bulan. Itu dilakukan oleh seorang bidan untuk membuang geruh atau kecelakaan yang mungkin menimpa wanita hamil yang bakal bersalin dan untuk memperbaiki posisi bayi di dalam perut.

Tata Upacara Adat Melenggang Perut

Pada permulaannya bidan akan membacakan jampi mentera dan mengandam wanita hamil tadi. Tepung tawar dicalit ke mukanya dan beras kunyit ditabur. Berikutnya adat mandi sintuk jeruk dan air buyung dilakukan. Sebiji telur diselipkan di kain basahan yaitu di bagian perutnya dan sebuah cermin kecil dibawa bersama. Wanita itu didudukkan di atas kursi di mana pada kaki kursi itu dipatok ayam. Kemudian air buyung dijiruskan ke badannya sedangkan telur tadi dilepaskan atau dijatuhkan dengan kepercayaan itu akan memudahkan wanita tadi bersalin.
Setelah membersihkan badan, wanita itu bercermin muka dengan harapan anak yang bakal lahir nanti memiliki rupa paras yang cantik. Setelah acara itu selesai,Kain yang berjumlah tujuh helai dengan tujuh warna dibentangkan, sebagai alas berbaring  isteri 1 hamil. Kemudian, Ibu yang hamil dibaringkan di atas lapisan kain-kain tersebut.
Bidan akan mengurut ibu yang sedang hamil dengan menggunakan minyak kelapa atau minyak pijat. Selanjutnya, kelapa yang sudah dikupas digulingkan secara perlahan di atas perut isteri dengan bolak-balik dari atas ke bawah sebanyak tujuh kali oleh bidan. Pada kali yang ketujuh, buah kelapa tersebut dilepas dan dibiarkan terjatuh hingga berhenti. Kemudian bidan/dukun beranak memperhatikan bagaimana posisi muka atau mata buah kelapa tersebut ketika telah berhenti bergolek. Jika mata kelapa menghadap ke atas, maka isteri akan melahirkan anak laki-laki, jika sebaliknya, maka isteri akan melahirkan anak perempuan.
Kemudian, kedua tangan bidan memegang hujung lapisan kain yang paling atas, lalu ia mengangkat sedikit ujung kain tersebut, dengan tujuan untuk melenggangkan perut isteri. Setelah itu, maka bidan menarik kain tersebut helai per helai secara perlahan hingga semua lapisan kain terlepas dari bawah pinggang isteri. Menurut adatnya, kain yang di bawah sekali beserta buah kelapa, beras, damar, sirih-pinang dan uang lima suku yang terdapat di dalam tepak sirih diserahkan pada bidan. Biasanya pada hari tersebut, kenduri doa selamat akan diadakan dan ibu yang menjalani upacara ini dipakaikan dengan pakaian baru.
Melenggang perut ialah ritual tradisional yang dilaksanakan ketika isteri hamil genap tujuh bulan. Ritual ini bertujuan untuk meletakkan bayi pada posisi yang baik sehingga memudahkan proses kelahiran. Posisi yang baik adalah bagian kepala bayi berada di depan pintu rahim.
Pada hari pelaksanaan upacara melenggang perut, biasanya diadakan kenduri secara sederhana, dihadiri para orang tua dan kerabat dekat. Saat itu, isteri berdandan dengan pakaian yang serba baru agar tampak cantik.


Peralatan

Beberapa perlengkapan yang disediakan dalam proses pelaksanaan upacara ini adalah:
o   Tujuh helai kain yang berbeda warna.
o   Segantang beras.
o   Satu buah kelapa yang sudah dikupas.
o   Beberapa gulungan benang.
o   Sebatang damar.
o   Minyak urut/minyak kelapa.
o   Beberapa batang lilin.
o   Tepak sirih dengan segala kelengkapannya.
o   Uang sebagai pengeras sebesar lima suku ($1.25) yang diletakkan dalam tepak sirih.

Terimakasih telah mengunjungi blog ini dan semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar