Senin, 26 Desember 2016

UPACARA BUKA PINTU MELAYU RIAU

UPACARA BUKA PINTU MELAYU RIAU

           Di dalam adat tradisi pernikahan melayu riau, pada hari pengantin akan bersanding terdapat banyak tradisi yang akan dilakukan. Salah satunya adalah upacara buka pintu yang diadakan di depan pintu rumah mempelai wanita. 
           Sesampai di depan pintu, tukang andam melantunkan pantun yang kemudian dijawab oleh rombongan pengantin laki-laki. Pantun berbalas yang bisa berupa pujian maupun sindiran ini menjadi ritual sebelum masuk rumah. Setelah itu, pengantin laki-laki menyodorkan amplop berisi uang (uang lelawe) kepada tukang andam sebagai tanda pembuka pintu. Pintu rumah tidak akan dibuka sebelum uang lelawe ini diberikan.
Terjadilah pantun berbalas diantara kedua belah pihak.

Pihak Laki-Laki      :
” Assalamualaikum, wahai Tuan Rumah bolehkah kami masuk ”

Pihak Perempuan    : 
” Waalaikumsalam Wr. Wb,
Wahai orang yang berada ditanah. Masuk tu boleh saja, tetapi sebelumnya kami mau tahu apa maksud dan tujuan. Kalaulah datangnya baik tentu kami sambut baik kalau datangnya membawa petaka elok tuan balik segera.

Pihak Laki-Laki    :
Cik Puan ini kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tau.
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula  

        Buah pauh selasih sayang
        Angin menyapa  ditengah sunyi
        Dari jauh kami datang
        Ingin berjumpa idaman hati

Anak gagak tepi perigi
Jatuh berlutut berdarah kaki
Kalaulah tidak karena hati
Rasa tak patut kami kemari

Pihak Perempuan     :
Oooh........begitu,
Nampaknya besar sungguh hajat dibawa
Tapi, apakah kami boleh percaya dengan kata-kata tuan
Maklum ........ sebelum terkena elok waspada

Tikar pandan tikar anyaman
Tikar ada sejak berjaman
Kalaulah benar ucapan tuan
Apa taruhan sebagai jaminan

Pihak Laki-Laki    : 
Jika begitu yang Puan tanya
Kedatangan kami nampaknya masih diragukan
Begini sajalah.

Perahu berlayar ke Tanjung Tuan
Angin bertiup kearah Selatan
Apa taruhan yang Puan inginkan
Cobalah sebut jangan lah segan

Pihak Perempuan     :
Pasang lilin dalam perahu
Perahu sakat melanda pantai
Sengaja dihalang pengantin baru
Karena syarat adatnya belum selesai

Pihak Laki-Laki     : 
Indung-indung si anak kandung
Hujan reda cuaca pun terang
Kami datang semuanya bingung
Mengapa dipintu kami dihalang

Kagum melihat kain terhalang
Beginikah adat resam melayu
Hajat baik kami yang datang
Mengapa pula diempang pintu

Pihak Perempuan     : 
Empang pintu resam melayu
Kain panjang dipegang erat
Begitulah adat jaman dahulu
Pintu diempang menurut adat

Ambil sapu dibalik dinding
Jangan tunduk jangan menyuruk
Tapi kita sudah berunding
Adakah dibawa penawar sejuk

Pihak Laki-Laki    : 
Orang melayu masak ketupat
Berisi pulut bercampur santan
Tapi kan kita sudah sepakat
Kami nak masuk mengapa ditahan  

Jika tuan ketanjung balai
Kami dendang senandung Asahan
Syarat dan rukun sudahpun selesai
Pengantin nak masuk masih ditahan

Ketasik sudah........ke Penang sudah........ ke kedah pun sudah
Hanya kemersing yang belum
Merisik sudah – meminang sudah – menikah pun sudah
Hanya bersanding saja yang belum
Jadi mau apa juga lagi.

Pihak Perempuan     :
Bersabarlah dulu tuan
Impal larangan tegak berdiri
Lengkap pula dengan senjata
Jika nak masuk sediakan kunci
Barulah pintu dapat dibuka

Pihak Laki-Laki    :
Menurut adat dan suku sakat
Datuk Nenek pernah berpesan
Kalaulah pintu dijaga ketat
Syarat pembuka tolong tunjukkan

Pihak Perempuan     :
Negeri Malaka porak poranda
Sejak Hang jebat jadi durhaka
Kalaulah pintu hendak dibuka
Pakai kunci emas, bukan suasa

Pihak Laki-Laki     :
Pisang emas masak setandan
Mari letakkan diatas meja
Ini kunci emas kami berikan
Bukalah pintu dengan segera.

Pihak Perempuan     :
Tunggu dulu tuan,
kami hendak melihat
Apakah asli atau tiruan
Karena syarat telah terpenuhi
Dipersilahkan Raja sehari
Menjumpai permaisuri


Pengantin Laki-laki dibawa oleh Mak Andam duduk dipelamin, kedua mempelai setelah duduk dipelamin dipersilahkan mengambil tempat dimuka pelaminan bersama sanak keluarga melaksanakan makan nasi damai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar